9.1.4.2. PENGEMASAN MAKANAN






A. Tujuan dari pengemasan makanan

1.    Perlindungan dari bahaya fisik (getaran, shock, dsb). Perlindungan dari kondisi iklim mikro luar kemasan (kelembaban, temperatur, cahaya, dsb)

  1. Kemudahan transportasi, terutama untuk makanan yang bersifat curah (cairan, butiran)
  2. Menentukan porsi yang sesuai untuk penjualan dan/atau konsumsi
  3. Pemberian informasi, karena kemasan dapat diberikan label yang mencantumkan berbagai informasi, termasuk barcode
  4. Estetika

B. Syarat-syarat pengemasan yang baik:

1. Tidak ada toksin,

Tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan manusia, maka bahan dasar dari sebuah kemasan menjadi hal yang sangat penting untuk memproduksi produk.

2. Biaya rendah

Biasanya untuk mempertahankan produk agar dapat terjangkau oleh daya beli konsumen, produsen menurunkan atau menekan biaya pengemasan sampai batas tertentu, tetapi kemasan dapat digunakan lagi. Hal ini penting karena konsumen akan memilih produk yang sama dengan harga yang lebih rendah.

3. Harus cocok dengan bahan yang dikemas

Memilih kemasan yang salah dapat berakibat merugikan. Contohnya, salah satu produk jenis makanan yang harusnya menggunakan kemasan yang bening atau transparan, tetapi dilakukan sebaliknya, sehingga harus membuka terlebih dahulu untuk mengetahui isi kemasan, dan hal ini akan merusak segel serta menurunkan nilai jual produk.

4. Kemudahan pembuangan kemasan bekas

Pada umumnya kemasan bekas adalah sampah dan menjadi permasalahan yang perlu ditangani. Biasanya produsen membuat produk yang dikemas dengan praktis, dan dapat digunakan kembali atau bisa didaur ulang untuk menarik minat pembeli.

5. Harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan

Persyaratan sanitasi yang baik harus dipenuhi, walaupun bahan dasar sebuah kemasan tidak mengandung toksin. Tujuan adanya persyaratan ini agar menjamin kemasan tersebut sudah lulus dan sesuai peraturan yang tidak membahayakan kesehatan manusia.

6. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi

Kemasan produk yang berguna untuk melindungi isi produk harus memiliki karakteristik untuk mempermudah mengambil isi produk di dalam kemasan dan aman. Artinya, tidak banyak produk yang terbuang, tersisa atau tercecer.

7. Ukuran, berat dan bentuk harus sesuai

Ukuran kemasan perlu diperhatikan, karena berhubungan erat dengan penanganan selanjutnya seperti penyimpanan, pengangkutan maupun sebagai alat untuk menarik perhatian. Akan lebih baik kemasan didesain untuk menarik konsumen, dan berat kemasan dibuat sesuai dengan produk untuk mengurangi energi dan biaya pengangkutan.

8. Syarat-syarat khusus kemasan yang baik

Dari semua persyaratan sebelumnya, pada persyaratan ini maka produk harus disesuaikan dengan kategori dan penanganan yang cocok dari isi produk hingga tempat untuk menyimpan produk. Contohnya, kemasan sayuran untuk daerah tropis memiliki persyaratan yang berbeda dengan kemasan produk yang akan diekspor ke daerah yang lebih dingin (subtropis).

C. Jenis-jenis Kemasan

1.    Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a.    Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,botol minuman, dll).

b.    Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.

c.    Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

2.    Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a.    Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.

b.    Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.

c.    Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

3. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a.    Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

b.    Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelumpengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

D. Faktor-Faktor dalam Penyajian/Pengemasan

1.      Sanitasi atau higenis makanan merupakan salah satu prinsip dari pengemasan      makanan. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :

a.    Setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian agar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman.

b.    Makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah) baru di campur pada saat menjelang di hidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak.

c.    Beberapa makanan nikmat dihidangkan masih dalam keadaan panas, seperti sup, bakso, dan soto.

d.    Peralatan yang digunakan seperti dus, piring, gelas, mangkuk, harus bersih dan dalam kondisi baik.

e.    Hindari kontak langsung dengan tangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan penampilan yang baik.

2.      Cita rasa. Konsumen memilih suatu makanan adalah karena cita rasanya, sensasi rasa, tekstur, dan bau.

3.      Warna dan tekstur. Warna makanan dapat memperlihatkan bahwan makanan tersebut masih berkualitas baik atau sudah jelek. Tekstur makanan yang empuk, mudah digigit, dan mudah dikunyah akan dapat dinikmati dengan nyaman.

4.      Alat penyajian dan kemasan.Seseorang membeli makanan di restoran kadang dimakan di tempat atau di bungkus untuk dibawa pulang. Berikut ini adalah alat penyajian dan kemasan yang digunakan :

a.    Alat penyajian tradisional. penggunaan alat penyajian tradisional adalah daun. Daun  yang biasa digunakan adalah daun pisang.

b.    Alat penyajian modern. Alat penyajian modern dapat menggunakan berbagai wadah  yang berbahan dasar kaca, keramik, plastik, atau baja antikarat (stainless steel)

c.    Kemasan tradisional. Kemasan tradisional yang biasa digunkan adalah daun pisang.

d.    Kemasan modern. Kemasan modern saat ini banyak sekali dijumpai. Kemasan ini bertujuan agar makanan tersebut terjaga kebersihannya serta menjaga cita rasa makanan tersebut. Kemasan modern yang sering digunakan yaitu aluminium foil, styrofoam, dan plastik.

e.    Penyajian dan kemasan yang dimodifikasi. Modifikasi kemasan tradisional dan modern banyak dilakukan, selain menjaga makanan agar tetap bersih juga memberikan daya tarik dan ciri khas tersendiri produk olahan tertentu. Contohnya penggunaan plastik mika dan kardus sebagai kemasan dikombinasikan dengan daun pisang.