8.1.1.1. Kerajinan Bahan Lunak

Prinsip Kerajinan Bahan Lunak

Prinsip kerajinan bahan lunak pada praktiknya dibuat dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut.

1. Keterampilan Tangan

Kerajinan dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan. Meskipun diproduksi banyak, produk kerajinan masih tetap mengandalkan tangan. Sementara itu, industri bertumpu pada kekuatan mesin. Inilah yang membedakan antara produk kerajinan dan produk industri.

2. Keterampilan Teknik

Pembuatan benda-benda kerajinan dilakukan secara berulang-ulang dan didasari oleh keterampilan teknik/keprigelan. Sehingga produk yang dihasilkan sudah tentu memiliki kekhasan tangan yang nampak dengan detail, rumit, dan hanya bisa dilakukan dengan keterampilan teknik yang dimiliki oleh tangan seseorang.

3. Kedaerahan/Tradisional

Kerajinan merupakan benda-benda yang mempunyai nilai guna praktis, bersifat universal, dibuat dengan keterampilan teknik tangan namun masih dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.

Manfaat Kerajinan Bahan Lunak

Manfaat kerajinan bahan lunak ini secara umum dapat dipilah sebagai berikut.

1 Kelengkapan Busana

Produk kerajinan bahan lunak dibuat dengan mempertimbangankan produk tersebut dapat mempercantik diri dalam menggunakan busananya. Contohnya produk-produk aksesoris seperti gelang, kalung, bros, dan cincin.

2. Kelengkapan Suatu Benda

Kerajinan bahan lunak yang difungsikan sebagai kelengkapan suatu benda. Sebagai contoh, kotak tisu yang dilengkapi dengan hiasan keramik pada bagian muka. Jika kotak tisu sudah tidak terpakai, keramik dapat dilepas dan dipasangkan pada kotak tisu lainnya.

3. Kelengkapan Rumah/Bangunan

Produk kerajinan dapat dijadikan manfaat sebagai pelengkap rumah/bangunan tertentu. Contohnya, air mancur berbentuk kodok di taman rumah.

4. Kelengkapan Keperluan Ritual/Upacara Adat

Banyaknya ritual/upacara adat Nusantara, tentunya bervariasi pula kerajinan bahan lunak yang dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap upacara. contohnya lilin. Lilin banyak digunakan untuk berbagai acara ritual dan pesta adat.

Jenis Kerajinan Bahan Lunak

Jenis Bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan terbagi menjadi dua yaitu:

1. Bahan lunak alami

Bahan lunak alami adalah bahan lunak untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan cara pengolahannya dilakukan juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Bahan lunak alami dapat dijelaskan pula sebagai bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan atau lapisan bumi yang bersifat lunak.

Contoh bahan lunak alami yang dapat dibuat kerajinan adalah tanah liat, kulit hewan dan tumbuhan, gedebog pelepah pisang, pelepah jagung, jerami, dan flour clay.

2. Bahan lunak buatan

Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan zat kimia tertentu sehingga menjadi lunak, lembut, empuk, dan mudah dibentuk. Bahan lunak buatan dapat dijelaskan pula sebagai bahan yang diolah manusia dari bahan kimia dan paduannya, bukan asli dari alam dengan maksud mendapatkan efek duplikasi bahan alam dan bersifat lunak.

Contoh bahan lunak buatan yang dapat dibuat kerajinan adalah, sabun, polymer clay, plastisin, lilin, gips dan bubur kertas/tisu.

Karakteristik Kerajinan Lunak

Karakteristik bahan lunak merupakan sifat-sifat yang membedakan bahan lunak yang satu dengan bahan lunak yang lainnya. Perbedaan ini dapat menjadikan ciri khas yang dimiliki oleh bahan lunak tersebut. Berikut ini karakteristik dari bahan lunak yang perlu dikenal dan dimengerti.

1. Tanah Liat

Tanah Liat( sumber:kreativv.com)

Tanah liat memiliki warna yang beragam, yaitu berwarna cokelat muda, tua atau cokelat keabu-abuan, serta cokelat keputihan. Tanah yang mengandung kaolin lebih banyak akan berwarna lebih putih, stoneware lebih kehitam/keabu-abuan, sedangkan earthenware lebih terlihat cokelat kemerahan.

  • Tanah liat stoneware memiliki daya bakar hingga 13000 C, sedangkan earthenware hanya sampai 9000 C.
  • Tanah liat mudah hancur jika tidak melalui proses pembakaran. Jika dibakar, jenis kerajinan ini disebut keramik.
  • Pewarnaan tanah liat dapat dilakukan dengan glasir (pembakaran tinggi hingga 13000 C), dapat pula hanya dibakar bisquit (9000C) lalu diberi warna cat langsung.

2. Kulit

Kulit berasal dari kulit hewan yang sudah tersamak sehingga mudah dibentuk. Kulit ada yang berwarna hitam, putih, cokelat ataupun krem, sesuai dengan hewan yang dikuliti. Kulit alami jika terbakar akan berbau sate. Kulit tidak tahan air, jika terkena air akan merusak struktur kulit.

3. Flour Clay

Flour clay (sumber: genemil.com)

Flour clay berasal dari adonan tepung yang dilumat hingga kalis dan mudah dibentuk. Karena berbahan dasar tepung, kerajinan dari flour clay tidak tahan air, karena jika terkena air akan mudah rusak. Pewarnaan flour clay dapat dilakukan dengan pewarna makanan atau sintetis agar muncul warna-warna yang cemerlang.

4. Polymer Clay dan Plastisin

Polymer clay dan plastisin memiliki ciri-ciri yang serupa, memiliki aneka warna yang cerah, dan bertekstur padat lunak. Yang membedakan hanya pada polymer clay tidak mengandung minyak, sedangkan plastisin mengandung minyak. Pada saat pengeringan, polymer clay dapat mengeras, sedangkan plastisin tetap seperti semula.

5. Fiberglass

Fiberglass memiliki struktur cair, dan jika mengering akan mengeras. Fiberglass juga dapat dibentuk ketika setengah mengeras. Kerajinan fiberglass dibuat dengan cara dicetak/dicor. Campuran fiberglass adalah katalis. Katalis inilah yang membuat fiberglass dapat cepat mengeras. Pewarnaan fiberglass dilakukan saat masih keadaan cair maupun saat bahan mengering. Fiberglass tahan lama dan kuat. Wujudnya bening sebening kaca atau air, sehingga dapat dibentuk kerajinan yang menyerupai air

6. Lilin dan Parafin

Lilin dan parafin berwujud padat, namun jika dipanaskan akan mencair. Pengolahan kerajinan dengan bahan lilin dan parafin dilakukan dengan cara cetak/cor. Pewarnaan dilakukan saat lilin mencair. Lilin atau parafin dapat dicampur dengan aroma pewangi tertentu untuk menambah sensasi saat digunakan. Lelehan lilin atau parafin yang terbuang dapat dipanaskan dan dicetak kembali.

7. Gips

Wujud bahan gips adalah bubuk, dicampur dengan air menjadi adonan yang kental. Adonan inilah yang akan mengeras jika didiamkan. Oleh karena itu, mengolah gips harus dengan cara dicor atau dicetak. Pewarnaan gips biasanya setelah produk jadi. Gips mudah pecah sehingga harus berhati-hati saat berkarya dengan bahan ini.

8. Sabun

Sabun berwujud padat sehingga dapat langsung diukir saat padat. Sabun dapat pula diparut/dihaluskan dan dibentuk seperti flour clay. Sabun yang didiamkan akan mengeras. Pewarnaan sabun dilakukan dengan mempertahankan warna sabun atau dapat pula ditambah biang warna saat sabun dibuat adonan.

SOAL LATIHAN